Hasan Syahadat

Sabtu, 18 Januari 2014

Mahasiswa Aceh Dan Tantangan 2014

Hasan Syahadat Abdi saat memberikan sambutan sekaligus pembukaan Rapat Kerja Komisariat
Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Universitas Serambi Mekkah yang ke X (RAK HMI KOM USM-X)
mewakili dari HMI Cabang Aceh Besar, 22/12/13

Tidak lama lagi masyarakat Aceh akan dihadapkan dengan dilema pesta demokrasi. Bisa dikatakan ini bukan pesta demokrasi tapi lebih identik dengan pesta partai politik tidak lain ini merupakan ajang penebar janji-janji yakni dengan target masyarakat awam.

Baru-baru ini aceh misalnya juga melakukan pesta bendera dan lambang Aceh yang di arak di beberapa kabupaten kota besar di Aceh, meskipun pusat mengklaim Qanun Lambang dan Bendera  Aceh harus direvisi ulang dengan alasan mengadopsi lambang bendera separatis yang identik dengan bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Hal ini kaum muda intelektual Aceh tidak begitu antusias, tidak juga menjadi ending topik meskipun ada sebagian kaum intelektual tidak menerima simbol (singa burak) yang di anggap separatis dapat dilihat bahwa bagi kaum intelektuan aman-aman saja. Untuk lambang danbendera  Aceh jelas bahwa ini bukan perioritas utama kaum intelektual muda untuk mengkaji hal ini.
Menjelang tahun 2014 mendatang bagi partai politik ini merupakan pesta demokrasi yang sesunggunya. Hal ini dapat dilihat di berbagai media cetak dan online, mereka telah memilih kader yang memang diyakini dapat merebut kursi empuk kekuasaan sehingga tidak heran bagi partai politik bergantian mengunjungi Komisi Independen Pemilihan (KIP). Bukan hanya itu kader terbaik partai politik yang di usungkan wajib tes baca alquran dimana awalnya hanya sebulan sekali membaca al-qur-an menjadi sering menjelang tes uji kemapuan baca al-qur’an yang di sediakan oleh KIP.
Partai politik  yang bertarung pada 2014 ini telah mengusung kader terbaiknya tentunya sangat menjadi bahan pertimbangan bagi partai politik untuk merebut kekuasaan yang menjadi master plan utama parpol.
Seperti halnya Partai Hanura 90 persen bacaleg mereka terdiri dari kaum muda untuk bersaing dalam kompetisi Pemilu 2014 mendatang. Sekretaris Partai Hanura Banda Aceh, Dian Rahmat Syahputra mengatakan, 90 persen bacaleg Hanura adalah kaum muda yang mewakili berbagai unsur, seperti aktivis mahasiswa, dosen, pengusaha muda, jurnalis, dokter, dan sebagainya.
google.com
Suatu pengharggan yang sangat luar biasa terhadap Partai Hanura atas kebijakan dan keterbukaannya yang memilih aktivisi mahasiswa untuk berada di garda depan pada pesta demokrasi menjelang 2014 mendatang dengan alasan Pemilihan kaum muda ini tidak terlepas dari komitmen partai Hanura untuk memberikan wajah-wajah baru bagi pemilih muda di Banda Aceh.
“Pemilih muda di Banda Aceh adalah sosok pemilih yang smart, pintar dan paham teknologi. 90 persen lebih kaum muda di Banda Aceh mengerti tentang internet, facebook, twitter dan lainnya, ini yang menjadi target kami,” ungkapan Sekretaris Hanura Banda Aceh, Dian Rahmat Syahputra, di mediaatjehlink.com terbitan tanggal 14 April 2013.
Kaum muda, aktivis mahasiswa artinyanya sama. Hanya saja kita berharap kaum muda dan aktivis mahasiswa yang dimaksud tidak terdaftar pada perguruan tinggi karena dapat menganut paham politikpraktis bagi kaum muda intelektual. Apabilah hal serupa terjadi pada Partai Hanura melibatkan aktivis mahasiswa yang masih terdaftar pada perguruan tinggi jelas bahwa parpol lain juga mengikuti jejak Hanura. Hal ini akan berdampak bagi semua partai politik karena memberikan kesempatan bagi aktivis mahasiswa. Apabila hal ini terjadi jangan salahkan mahasiswa pada saat pesta demokrasi berlangsung perguruan tinggi diliburkan.
Penulis menilai partai politik di Aceh memiliki kebebasan untuk menjadikan aktivis mahasiswa bermain pada 2014 mendatang. Anehnya lagi mahasiswa yang menjadi pilihan partai polotik itu adalah masih terdaftar pada perguruan tinggi tidak dapat kita pungkiri hal ini dapat menggangu jalannya proses pembelajaran akademik.
Meskipun pada 2014 mendatang di antara mereka telah menyelesaikan studynya, sehingga langsung terjun bebas kepada khalayak ramai, harapanya kaum muda intelektual tidak menebar janji, seperti janji ZIKIR yang sampai saat ini belum terealisasikan. Kaum muda yang selama ini  mengkritisi janji-janji ZIKIR semoga tidak di kritisi ulanga oleh kaum muda yang masih belia. Jangan ada isu nantinya “pada saat kuliah saja sudah tergabung pada politik praktis, bagaimana kalau duduk di kursi empuk,.? Pasti laten korupsi, dengan alasan tidak perna lihat uang banyak”.
Sangat di sayangkan menjelang pesta demokrasi pada 2014 mendatang. Politisi, dosen, tokoh masyarakat Aceh, tidak pernah angkat bicara. Seharusnya ini menjadi bahan pertimbangan baik dengan cara diskusi, seminar atau bersuara lewat media dengan tujuan untuk memberikan pemahaman sehingga hal ini tidak menjadi tanda tanya bagi kaum muda. Meskipun demikian kurang sekali yang memiliki kesadaran tentang hal ini.
Jangan sampai pesta demokrasi kembali mempengaruhi perdamaian di Aceh, seperti beberapa waktu lalu media lokal Aceh kembali dihiasi berita teror bakal calon legislatif (bacaleg) dari kubu partai lokal aceh meskipun modusnya masih menjadi tanda tanya.
Bagi kaum muda atau aktivis muda yang menyatakan dirinya bergabung dengan politik peraktis dan memilih langka jitu. Jangan menjadi bumerang terhadap kaum muda belia yang masih terdaftar pada perguruan tinggi, biarkan kaum muda belia berkarnya dan memikul amanah dari Allah SWT. Tanpa menjadi tambahan SKS kaum muda menjelang pesta demokrasi 2014 mendatang.
Semoga saja kaum muda Aceh tetap pada jalur pergerakannya tanpa menghilangkan tri darma perguruan tinggi. Persoalan pesta demokrasi merupakan kepemilikan bersama tentu aktivis mahasiswa memiliki pilihan sendiri untuk bersedia atau tidak, untuk menjadi garda depan pesta demokrasi pada 2014 mendatang.
Oleh karenanya sesuai dengan arti demokrasi itu sendiri yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Maka sudah seyogyanya masyarakat Aceh menentukan pemimpinnya dengan prinsip-prinsip demokrasi.
opini berikut tayang pada http://wartaaceh.com/Fry  17 mey 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar