Doc. Pribadi |
Para legislator ulung asal Aceh
yang duduk di parlemen hari ini hadapkan dengan sebua tuntutan Aspirasi yang semakin hari
semakin banyak simpatisan. Wacana pemekaranan Provinsi Louser Antara dan Provinsi
Aceh Barat Selatan yang akrabnya di juluki ALA dan ABAS
ini semakin mencuat ke muka publik. Sepertinya bagi masyarakat yang terhimpun
pada dua Daera ini sangat menanti bua tangan dari para wakil rakyat asal
Aceh yang hebat-hebat di parlemen.
Gembar-gembornya wacana pemekaran
ALA-ABAS saban hari semakin reakatif saja. Simpatisan yang mendesak segera
terujudnya wacana pemekaran terdiri dari tokoh, komunitas serta akademisi.
Berbagai upaya di lakukan untuk meujudkan impian masyarakat Pesisir, Pedalaman,
dan Kepulauan Aceh Tengah, Tenggara dan Pantai Barat Selatan ini. Memang Wacana
pemekaran ke dua daerah ini bukanlah isu baru yang muncul di kalangan orang Aceh, bahkan harapan
dan keinginan ini sudah lama di cita-citakan. Tidak terujudnya usaha sebelumnya
bukan berarti wacana pemekaran ALA-ABAS ini telah Basih dan Kiamat yang tidak
perlu di angkat ke publik untuk mengulang kembali sejarah.
Isu kemunculan pemekaraan ALA-ABAS
ini telah di perkuat dengan adanya Forum Bersama (FORBES) yang di ketua oleh M.
Natzir Djamil S.Ag Anggota DPR RI asal aceh (10/10
Serambinews.com). Wujud kepedulian para legislator akan sangat di
nanti-nanti oleh rakyat aceh. Karena melalui proses yang panjang ini masyarakat
aceh tidak ingin kecewa untuk kesekiannya kalinya.
Pekerjaan Rumah Waki rakyat asal
aceh paska pelantikan merupakan aspirasi yang paling utama yang harus di
prioritaskan (terpenuhi) guna untuk mengakhiri ketertinggalan masyarakat pada
dua daera ini yang saat ini Menangis, Merinti, Merangkak bila di banding dengan
daera tetangganya. Kurangnya pemerataan pembangunan infrastruktur dan ekonomi untuk
masyarakat pedalaman ALA-ABAS menjadi alasan pemekaran di percepat. Mungkin
masyarakat pedalama Tengah, Tenggara serta Barat Selatan tidak tahan lagi atas
ulah pemerintah yang selalu melihanya sebelah mata.
Sehingga Asumsi pemekaran ALA-ABAS
ada yang menaggapi pro dan kontra oleh sejumlahkalangan tokoh, akademisi bahkan
pakar sekalipun; mereka menilai wacana pemekarana perlu di kaji ulang dari sisi
positif dan negatifnya.
Berbagai statemen yang di
munculkan dari sejumlah kalangan perlu adanya filterasi (penyaringan) pendapat yang sifatnya menumbuhkan semangat (foster the
spirit) atau sebaliknya mengakhiri polemik ALA-ABAS. Perlu adanya sikap
yang objektif yang sifatnya tidak melemahkan, mempojokkan serta mematikan
semangat masyarakat ALA-ABAS. Sangat di sesalkan sejumlah tokoh, akademisi,
pakar bahkan pemimpin sekalipun beranggapan bahwan ALA-ABAS sudah Basi, Merusak
Perdamain di Aceh, Kepetingan Elit, Sensasi politik para legislator serta di
hambat oleh UUPA. Dengan demikian untuk mengakaji ALA-ABAS sangat perlu
statemen yang sifatnya untuk kepentingan bersama. ALA-ABAS Bukan hanya untuk
masyarakat pedalaman Tengah, Tenggara dan Barat Selatan; ini merupakan wujud
kepentingan bersama, yang sama-sama di wujudkan untuk aceh lebi baik.
Bila dikutip dari berbagai
pemberitaan media. Telah banyak kalangan menilai ALA dan ABAS sebuah
kepentingan elit dan kelompok yang berpengaru di AlA dan ABAS. menurut penulis
ungkapan nyeleneh ini lagi-lagi untuk mengahalang-halangi terujudnya harapan
masyarakat ALA dan ABAS yang semakin digaungkan.
Peta ALA dan ABAS |
Pandangan tersebut sangat
berlebihan. Namun bagaimana upaya serta harapan tersebut bukan dikotomi hanya
kepentingan masyarakat ALA dan ABAS.
untuk di pahami bersama ini merupakan mutlak kepentingan seluruh masyarakat acah. Sehingga prosedur, subtansial serta peran tokoh-tokoh, pemimpin aceh atas wacana pemekeran ini merupakan tanggung jawab bersama guna untuk meujudkan aspirasi bersama pulah.
untuk di pahami bersama ini merupakan mutlak kepentingan seluruh masyarakat acah. Sehingga prosedur, subtansial serta peran tokoh-tokoh, pemimpin aceh atas wacana pemekeran ini merupakan tanggung jawab bersama guna untuk meujudkan aspirasi bersama pulah.
Berdasarkan konsepsi serta
keinginan bersama. Bukan hanya peranTokoh, Kepalah Daerah, Akademisi, Mahasiswa,
serta Legislator di senayan.ini adalah Aspirasi rakyat aceh, yang tidak memandang
kedaerahan para tokoh. Persepsi positif perlu di tanamkansehingga kebijakan para
tokoh di tuntut untuk bersikap bijak.
Perpisahan antara ibu kandungan (Provinsi
ACEH) dengan anaknya (ALA dan ABAS) bukan menghilangkan stasus kedaerahaan yang
kental dengan Ke-Acehan. Status ALA dan ABAS bertujuan untuk mengakomodir
pembangunan yang sifatnya merata untuk masyarakat Pesisir, Pengunungan,Pedalama
serta Kepulauan. Terujudnya ALA dan ABAS bukan menjadi bumerang bagi daera
tetangganya, malainkan untuk bersama-sama merasakan perhatian penuh untuk
keseimbangan kesehjateraan anak cucu ke kelak.
Pemekaran suatu daerah merupakan
hak konstitusional masyarakat sesuai dengan UUD 1945.Sehingga di harapkan tanpa
ada intervensi oknum-oknum yang sifatnya menghalang-halangi. sangat Jelas untuk
pemekaran ALA dan ABAS memang keingian penuh masyarakat ALA dan ABAS bukan
kepentingan elit serta kelompok. Terealiasinya atau tidaknya wacana pemekaran
bergantung pada niat baik para legislator di senayan.
Upaya untuk meujudka perekonomian
yang berkeadilan, merata, seimbang dan integratif . maka ini juga menjadi
bagian dari pemenuhan aspirasi masyarakat aceh. Dengan demikian para legislator
tidak hanya memperkeruh situasi aceh dengan adanya Forum Bersama (FORBES)
dimana sepintas dapat kita lihat hanya Rencana Tidak Lanjut (RTL) yang buktinya
hari ini belum melakukan pengkajian terkait wacana ALA dan ABAS.
Bagi masyarakat ALA danABAS wacana
pemekaran yang semakin didengungkan tidak sebatas janji-janji manis atau
pepesan kosong belaka.Seperti yang terjadi pada tahun-tahun yang lalu. ALA dan ABAS
merupakan bentuk kekesalanan masyarakat pedalaman kepada pemerintah yang belum
merasakan Pemerataan Pembangunan dan Ekonomi. Sehingga sangatlah pantas
statemen Masyarakat yang tergabung dalam elemen sipil pro
pemekaran ABAS menyatakan bahwa rencana pemekaran Provinsi Aceh Barat Selatan
(ABAS) dari Provinsi Aceh adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi (19/10 Antaraaceh).
Untuk mengakhiri polemik ALA
danABAS semakin hari semakin massif, di karenakan masyarakat Tengah, Tenggara dan
Barat Selatan semakin merindukan akan kehidupan yang layak. layaknya
daera-daera tetangganya yang kehidupan ekonomi, pendidikan, infrastruktur yang
berkeadilan. Sehingga mampu menyekolakan putra dareanya hingga menjadi Sumber
Daya Manusia (SDM) yang sengaja Di siapkan menggatikan posisi kepemimpian di
setiap institusi yang ada di aceh. Di sisi lain masyarakat ALA dan ABAS tidak
mungkin selamanya menjadi penonton.
Terakhir Tidak perlu risau atas
wacana pemekaran ALA danABAS, biarlah masyarakat mencoba mandiri, menyalakan
kompor sediri, menyalakan api di rumah sendiri tanpa ada oknum-oknum yang
merasa terzalimi, terasingkan, tertinggal serta di kesampingkan.
Dengan demikian ALA dan ABASmenjadi
kajian bersama, milik bersama serta keinginan kita bersama.Gaungan masyarakat
ALA dan ABAS semestinya di tanggapi positif oleh semua kalangan. Aspirasi
adalah hak prioritas masyarakat yang mengalami ketimpangan dan kesenjangan
dalam proseses regulasi yang terjadi. Guna meujudkan kepedulian bersama.
Yakinah masyarakat Tenga, Tenggara dan Barat Selatan kental akan nilai
ke-aceha-an. Mereka lahir dan tumbuh besar di bumi Aceh, akan berdosa
dikemudian hari jika nilai-nilai ke-aceha-an hilang dalam dirinya hanya karena
mempertahakan kehendak sendiri.
Tulisan Ini Terbit Di
Media LintasGayo.Com Pada Kolom Opini
mantap
BalasHapusiya masih banyak kekurangan kak, masih belajar?
BalasHapuskeren tulisannya Airsoft Gun Murah
BalasHapusgimana sekarang isi pemekarannya?
BalasHapustabel angka romawi