Proses pemasakan Lokan, dengan menggunkan kayu api.
Krueng Aceh merupakan salah satu
sungai yang terletak di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sungai ini berhulu
di Cot Seukek Kabupaten
Aceh Besar dan
bermuara di desa Lampulo Kota Banda
Aceh.
Krueng Aceh mempunyai panjang
lebih kurang 145 km dan beberapa anak sungai bermuara ke badan sungai tersebut,
antara lain Krueng Seulimum, Krueng Jrue, Krueng Keumireun, Krueng Inong, Krueng Leungpaga dan Krueng Daroy.
bentuk lokan sungai Krung Aceh
|
Krueng Aceh mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang aktivitas masyarakat kota Banda Aceh, diantaranya digunakan sebagai sarana air minum (PDAM), sarana transportasi air dan irigasi. Selain itu juga dipergunakaa sebagai sandaran kapal-kapal nelayan yang berada di sekitar badan sungai. Sedangkan aktivitas umum yang dipergunakan oleh masyarakat kota Banda Aceh antara lain seperti pencucian mobil, pakaian, dan boat-boat nelayan.
Sepintas dapat kita cermati masyarakat sekitar menanam berbagai tanaman yang tumbuh subur yang mengelilingi di setiap tepian sungai, mulai dari tanaman pohon pisang, tebuh, cabeh, rumput untuk makanan ternak sapi, dan jenis tanaman-tanaman lainya. Sedangkan masyarakat yang memfungsikan lahan perkebunan ini dapat di lihat dari sekitaran depan kampus Politeknik ke hilir.
Menarik kalau kita pahami dan cermati apa yang terkandung
pada sungai tersebut, sepintas orang beranggapan hanya di penuhi berbagai jenis spesies ikan. bahkan untuk lokan sungai ini hanya sebagian orang yang mengetahui, begitu juga dengan cara mencari karena hanya orang tertentu yang sanggup menyelam dengan kedalaman 2 meter hingga 3 meter.
untuk mempereoleh lokan yang banyak, hanya butu keahlian menyelam, berenang dan kekuatan bernafas yang lama, dengan demikian kita muda untuk menggapai tanah yang bercampurkan bebatuan, sehingga krang sungai tersebut bersembunyi di balik bebatuan dan pasir yang bercampur dengan tanah liat.
lokan sungai krung aceh masih sangat banyak dan berukuran besar, sehingga daginnya sudah kras seperti permen karet, bila di makan pun membutuhkan waktu lama, agar daginnya benar-benar hancur.
untuk mempereoleh lokan yang banyak, hanya butu keahlian menyelam, berenang dan kekuatan bernafas yang lama, dengan demikian kita muda untuk menggapai tanah yang bercampurkan bebatuan, sehingga krang sungai tersebut bersembunyi di balik bebatuan dan pasir yang bercampur dengan tanah liat.
proses penyelaman krang, dengan kedalam 2 s/d 3 m |
Dari jembatan pango (layang) ke hulu masyarakat setempat setiap pagi Sabtu
dan Minggu menghabiskan waktu untuk mencari dan menyelam lokan di sekitar
tepian sungai, mereka lakukan secara bersamaan bahkan berkelompok. Menariknya
mereka hanya mulai dari jam 09:00 pagi hingga jam 10:30 wib merekan bisa
memperoleh satu karung beras per orang.
“kami memili pagi, karena airnya surut, jadi tidak mesti menyelam, kalau
airnya pasang harus menyelam”. ujar Tgk Ali warga Desa Santan, yang masih duduk pada bangku SMA kelas 3.
Kami yang awalnya hanya ingin menelusuri jalan di pinggir sungai krueng
dengan menghirup udara pagi dan menikmati sejuknya di bawa pohon cemara yang
tumbuh subur, akhirnya merasa heran melihat mereka para pencari
lokan yang menyelam pada kedalaman 2 s/d 3 m.
Rasa penasaran saya dengan rekan saya, kami buktikan dengan
komitmen mengikuti jejak para pencari lokan itu. Sehingga kami bergegas pulang
dan mentukan dealine waktu yang yang
tepat dan mengajak rekan yang memang terbiasa menyelam.
Tidak muluk-muluk, saya beserta dengan 16 orang rekan saya, bergegas dan
mencoba mengikuti jejak para pencari lokan, alhasil dalam waktu 3 jam,
terhitung dari pukul 10:00 s/d 13:00 kami memperoleh
dua karung.
Persiapan yang sangat maksimal, sehingga setiap dari kami di wajibkan
membawa bekal dan perlengkapan masing-masing. Seperti nasi, santan, bumbu
hingga kuali. karena hasil yang kami peroleh langsung di santap di lokasi.
heheh, rekan-rekan yang sudah lelah menyelam, sudah lapar, dan ingin segera menyantapnya
Di sini Zona Dewasa Gan...
BalasHapusmantaaap bos
BalasHapuskiban dile lokan nyan, hana tom lon kalon nyan? :)
BalasHapusheheh, itu lokan sungai bang, seperti yang sering di jual di pajak ikan, di dekat jembatan lamnyong???
BalasHapusartikelnya menarik ya, berbagi tentang Aceh. btw, tagline-nya juga menarik, berbagi dengan hati ... :-)
BalasHapusGimana tuh rasa lokannya? Enakkah?
BalasHapusiya kanda, cmn artikelnya masih kurang, harap masukan dan sarannya bagi sya yang pemulha,, mngp dengan hati, menulis juga mesti sesuai fakta, dan di sinkronkan dengan hati?? heheh
BalasHapusrasnya enak bang, cmn daginganya suda agk kras,?? :)