Hasan Syahadat

Jumat, 24 Januari 2014

Mengenal Gerakan Mahasiswa


Aksi Demonstran


Mahasiswa takut pada dosen, dosen takut pada rektor, rektor takut pada menteri, menteri takut pada presiden, presiden takut pada mahasiswa”
(Taufik Ismail)

Setiap mahasiswa sudah sepatunya mengetahui kemana ara pergerakanya, fungsi dan perannya sebagai sosok intelektual bagi semua kalangan, setidaknya ia adalah memiliki nilai tambah bagi kalangan masayarakat.

Melihat eksistensi gerakan mahasiswa pada era globalisasi ini tidak ubahnya dengan gerakan mahasiswa pada jaman dulu hingga sekarang, pada era jaman dulu mahasiswa sangat di fungsikan di berbagai kegiatan masayarakat, di bangga-banggakan bagi kalangan masyarakat umum khususnya di lingkungannya, misalakan pada setiap  bulan ramadhan merekan akan diberi kesempatan untuk memberikan siraman rohani, dan  berbagi ilmu kepada handaitolan, dan tokoh masayarakat desa.

Kenyataan yang terjadi kondisi gerakan mahasiswa pada arus kehidupan serba menggelobal ini mahasiswa seakan melupakan Tridarma Perguruan Tinggi yang merupakan ideologinya, sehingga hal ini menjadi pandangan negatif  bagi masyarakat atas keberadaan fungsi dan peran mahasiswa sebagai jargon Agent Of Change.

Melihat factor yang mendorong timbulnya kepercayaan masyarakat kepada  mahasiswa jaman dulu dalam lingkungan tatanan masyarakat tersebut adalah mereka menilai bahwa seseorang yang jihad dalam ilmu pengertahuan merupakan sosok kebanggaan, Agent Of Change, Pencerah, Pengarah, Generasi Harapan Bangsa, Pemberi Solusi dan contoh bagi semua lapisan masyarakat
.
Mengapa Mahasiswa,?
Sejarah telah menyaksikan berbagai peristiwa besar di dunia yang tidak lepas dari actor intelektual di belakangnya. Kaum intelektual yang diwakili masyarakat kampus termasuk juga mahasiswa sering menjadi penggagas utama dalam setiap perubahan. (Deddy Yanwan Elfany)

Betapa tidak mahasiswa sering di embel-embelkan sebagai ‘’agent of change’’ bahkan dengan kebanggaanya sebagai mahasiswa ia sering meneriakan dirinya dalam setiap kekuatan aksinya ‘’hidup mahaiswa.? Allah huakbar, Allah huakbar, Allah huakbar, seraya mengepalkan tangan betapa kristisnya seorang Mahasiswa yang memiliki jiwa kepekaan social, pengorbanan, dan keberanian dengan melihat berbagai kondisi yang terjadi dalam tatanan kehidupan baik pemerintahan, kampus dan isu kekinian, sehingga mahasiswa yang memiliki jiwa kepekaan social ini  rentan terhahadap kondisi sehingga tidak heran rela turun ke jalan melakukan aksi, meminta-meinta dengan harapan agar ia dapat merasakan penderitaan yang sama dengan apa yang di alami oleh masyarakat.

Yang cenderung melakukan hal ini adalah actor mahaisswa atau aktivis kampus yang peduli  dengan berbagai kondisi kegelisahan masyarakat, aspirasi yang tidak tercapai, pemerintahan yang lamban, dan krisis demokrasi, sehinggan mahasiswa yang memiliki jiwa kepedulian terhadap apa yang terjadi mereka akan mengambil tindakan memberikan solusi, lain halnya dengan mahasiswa yang apatis, seola tidak peduli dengan apa yang terjadi.

demo KAMMI Aceh www.tributnews.com

Melihat memorandum sejarah gerakan mahasiswa mereka melakukan tuntutanya dengan berbagai cara untuk mengaharapakan perubahan atas tuntutanya, apabilah kita belajar dari sejarah ini umumnya mereka melakukan tuntutanmya dengan cara melakukan aksi, baik aksi massa, aksi dialogis, aksi solidaritas dan lain-lain.

pergerakan mahasiswa seperti inilah yang di anggap dapat memberikan solusi perubahan terhadap tuntunatan mahasiswa hal ini telah menjadi wadah pergerakan nyata bagi mahasiswa yang belajar dari memorandum gerakan mahasiswa yang di anggap berhasil,  seperti Masa Reformasi Mei 1998 Pendudukan DPR/MPR dan Penggulingan Soeharto, November 1998 Semanggi I, Penolkan Terhadap S.I MPR, September 1999 Semanggi  II, dan Penolkan Terhadap UU Penanggulangan Keadaan Bahaya.

Masa orde baru oktober 1999 penolakan terhadap Habibie dan Wiranto, dan januari 2001 tuntutan terhadapa penurunan Abdurrahman Wahid serta Pembubaran dan Penggalian Partai Golkar.

Pergerakan yang serupa ada yang menilai ini merupakan solusi yang tepat atas apa yang telah dilakukan oleh mahasiswa pada masa itu, ada juga yang menilai ini merupakan aksi tuntutan yang sia-sia, bahkan Kebanyakan orang menilai aksi yang dilakukan para aktivis mahasiswa ini merupakan aksi yang cenderung akan memberikan dampak sisi negatif, dan beresiko, tetapi berkat pergerarkan ini Alhamdulillah telah mengubah pandangan masyarakat terhadap kaum intelektual.

Tanggung Jawab Mahasiswa

Melihat pergerakan mahasiswa bukan hanya sebatas arti dari pergerakan mahasiswa tetapi gerakan mahasiswa juga mencakup beberapa poin yang akan menjadi tanggung jawab penuh mahasiswa bukan hanya Ngampus Ke Kost, Kost Ngampus atau dengan istilah tukang kuliah ”Tukul” istilah inilah yang ada dalam kehidupan mahasiswa sekarang ini sehingga tidak heran mereka akan selalu Apatisme dengan kondisi yang terjadi.


Pertama berpikir panjang, mahasiswa merupakan pembelajar sejati yang senantiasa berani dan berbuat, masa menjadi mahasiswa adalah masa yang sangat penting, kita dapat melihat apa yang terjadi di sekeliling kita, mereka yang menjadi President, Bupati, Walikota, anggota DPR saat ini mereka adalah orang yang dulunya berpikir panjang, mereka tentunya perna menjadi mahasiswa seperti kita, mempersiapkan akan dirinya, mereka adalah pembelajar sejati seperti yang tenga kita jalani saat ini, jika pada masa mahasiswa ini tidak mampu menjalani dengan baik, maka kesulitan akan menanti kita.

Kedua banyak beramal, realita yang terjadi  dalam kehidupan intelektual saat ini mereka disibukkan dengan teknologi yang tidak tepat guna, banyangkan saja mereka memulai aktivitas mereka di warung kopi dari ba’dha Azhar hingga ba’dah shubuh, tanpa ada rasa malu ia sebagai intelektual yang menjadi contoh bagi masyarakata, bukan mala sebaliknya mengembalikan tradisi-tradisi Al-Hussunnah, gerakan mahasiswa yang berbasis keagamaan dan berbasis dakwah, sehingga pantaslah kepedulian kepada masyarakat sudah mulai pudar, semoga ini merupakan cerminan kesadaran bagaiman peran mahasiswa yang selalu mengingat atas kewajiban beragama islam.

Ketiga bijak dalam menentukan sikap, banggakan di sebut mahasiswa.?, beruntunglah bagi kita yeng menempu perguruan tinggi (PT), banyak saudara kita yang tidak dapat melanjutkan ke PT, walaupun ia memiliki kecerdasan lebi dari kita, kita yang mempunyai financial dapat menempuh PT,  adilkah pendidikan di Indonesia? dari pernyataan itulah kita sebagai mahasiswa haruslah bijak dalam menentukan sikap, kita memiliki nilai tambah, sudah sepatutnya kita dapat di fungsikan bagi masyarakat, hal inilah menjadi tantangan bagi kaum intelektual, maka mulai hari ini jangan diam, tapi berani beraksi

Keempat maju untuk jadi penyelamat, Marwan Jafar yang juga Ketua Dewan Pembina Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (GAMASABA) mengataka “di era saat ini mahasiswa memiliki peran penting dalam system demokrasi, dimana mahasiswa selalu menyampaikan aspirasinya dengan cara melakukan pergerakan dan berdemontasi”.
Namun yang terkesan saat ini, gerakan mahasiswa sekarang sudah mengalami fragmentasi dan pecah dimana-mana. Militansi, intelektualitas dan kepedulian terhadap masyarkat sudah muali pudar. Mahasiswa yang mengerti kemana ara pergerakannya, tentunya memiliki ideologi dalam berbuat, mulai dari aspek perilaku akan ber-akhlakul karimah, jauh dari sikap-sikap yang humanis, sehingga ini menjadi contoh teladan bagi kalangan masyarakat, mengubah sikap adalah mengubah pandangan mereka agar di terima bagi masyarakat tentu saja ia harus menampilkan sosok teladan, memasyarakat, dan jauh dari kesan arogan dan feodal. Sesungguhnya bagi mahasiswa sepatutnya sudah mengerti kemana ara pergerakannya dan bagaimana perubahan dilakukan pun sudah tergambar dalam benak mahasiswa.

Kelima menunaikan hak-hak ummat, munculnya berbagai lembaga-lembaga organisasi kemahasiswaan yang berbasis islam yang ada dalam internal maupun eksternal kampus merupakan wadah pembelajaran, pematangan karakter mahasiswa, dan proses pengembangan diri mahasiswa tentu saja organisasi mahasiswa tetap mengadopsi ideologi yang tidak menyimpang, betapa tidak para aktivis ini mengutamakan kehidupan beragama, menuanikan hak-hak sebagai hamba Allah yang mengingat bagaimana kehidupan di dunia fana ini, sehingga tidak heran para aktivis ini dapat berperan di segala bidang.

Belajar dari organissi inilah mereka termotivsi untuk selalu ingin belajar, ingin berbuat, dan yakin akan usahanya, karena wadah pergerakan organisasi ini betul-betul membina bagaimana menjadi intelektual yang memiliki nilai tambah yang lebih mengedepankan kedisiplinan, kemandirian, jiwa kepemimpinan, peduli kewajiban dan cara pengambilan keputusan  ini semua diperoleh dari organissi, sehingga jangan ada lagi anggapan bergabung dengan organisasi kampus ini membuang-buang waktu.

Dengan mengenal bagaimana wadah pergerakan mahasiswa ini sudah sepatunya para intelektual mengetahui dan memberikan solusi terhadap isu-isu kekinian bukan hanya menanti sebuah kertas yang tertuliskan tambahan ujung nama, mahasiswa  adalah segala-galanya suara mahasiswa, pergerakan mahasiswa dapat meruba segalanya.

Sejalan dengan puisi taufik ismail dengan  pernyataan bung karno yang merupakan kekuatan pemuda, termasuk mahasiswa  “berikan aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia”.

Hidup Mahasiswa.!, hidup mahasiswa,! hidup mahasiswa,.!

Belajar secara otodidak bukan suatu hal yang tidak mungkin, opini perdana yang saya tulis ini menuai banyak pujian dan juga kritikan yang membangun mulai dari sahabat aktivis, wartawan, dan akademisi, meskipun mereka menyarankan ada kalimat dan polah bahasa yang tidak tepat saya memutusakan tidak merobahnya.???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar