Aksi Demonstran
Mahasiswa takut pada dosen, dosen takut pada rektor, rektor takut pada
menteri, menteri takut pada presiden, presiden takut pada mahasiswa”
(Taufik Ismail)
Setiap mahasiswa sudah sepatunya mengetahui kemana ara pergerakanya, fungsi
dan perannya sebagai sosok intelektual bagi semua kalangan, setidaknya ia
adalah memiliki nilai tambah bagi kalangan masayarakat.
Melihat eksistensi gerakan mahasiswa pada era globalisasi ini tidak ubahnya dengan gerakan mahasiswa pada jaman dulu hingga sekarang, pada era jaman dulu mahasiswa sangat di fungsikan di berbagai kegiatan masayarakat, di bangga-banggakan bagi kalangan masyarakat umum khususnya di lingkungannya, misalakan pada setiap bulan ramadhan merekan akan diberi kesempatan untuk memberikan siraman rohani, dan berbagi ilmu kepada handaitolan, dan tokoh masayarakat desa.
Kenyataan yang terjadi kondisi gerakan mahasiswa pada arus kehidupan serba
menggelobal ini mahasiswa seakan melupakan Tridarma Perguruan Tinggi yang
merupakan ideologinya, sehingga hal ini menjadi pandangan negatif bagi
masyarakat atas keberadaan fungsi dan peran mahasiswa sebagai jargon Agent
Of Change.
Melihat factor yang mendorong timbulnya kepercayaan masyarakat kepada
mahasiswa jaman dulu dalam lingkungan tatanan masyarakat tersebut adalah mereka
menilai bahwa seseorang yang jihad dalam ilmu pengertahuan merupakan sosok
kebanggaan, Agent Of Change, Pencerah, Pengarah,
Generasi Harapan Bangsa, Pemberi Solusi dan contoh bagi semua lapisan
masyarakat
.
Mengapa Mahasiswa,?
Sejarah telah menyaksikan berbagai peristiwa besar di dunia yang tidak
lepas dari actor intelektual di belakangnya. Kaum intelektual yang diwakili
masyarakat kampus termasuk juga mahasiswa sering menjadi penggagas utama dalam
setiap perubahan. (Deddy Yanwan Elfany)
Betapa tidak mahasiswa sering di embel-embelkan sebagai ‘’agent of change’’ bahkan dengan
kebanggaanya sebagai mahasiswa ia sering meneriakan dirinya dalam setiap
kekuatan aksinya ‘’hidup mahaiswa.? Allah huakbar, Allah
huakbar, Allah huakbar, seraya mengepalkan tangan betapa kristisnya seorang
Mahasiswa yang memiliki jiwa kepekaan social, pengorbanan, dan keberanian
dengan melihat berbagai kondisi yang terjadi dalam tatanan kehidupan baik
pemerintahan, kampus dan isu kekinian, sehingga mahasiswa yang memiliki jiwa
kepekaan social ini rentan terhahadap kondisi sehingga tidak heran rela
turun ke jalan melakukan aksi, meminta-meinta dengan harapan agar ia dapat
merasakan penderitaan yang sama dengan apa yang di alami oleh masyarakat.
Yang cenderung melakukan hal ini adalah actor mahaisswa atau aktivis kampus
yang peduli dengan berbagai kondisi kegelisahan masyarakat, aspirasi yang
tidak tercapai, pemerintahan yang lamban, dan krisis demokrasi, sehinggan
mahasiswa yang memiliki jiwa kepedulian terhadap apa yang terjadi mereka akan
mengambil tindakan memberikan solusi, lain halnya dengan mahasiswa yang apatis,
seola tidak peduli dengan apa yang terjadi.
demo KAMMI Aceh www.tributnews.com
Melihat memorandum sejarah gerakan mahasiswa mereka melakukan tuntutanya
dengan berbagai cara untuk mengaharapakan perubahan atas tuntutanya, apabilah
kita belajar dari sejarah ini umumnya mereka melakukan tuntutanmya dengan cara
melakukan aksi, baik aksi massa, aksi dialogis, aksi solidaritas dan lain-lain.
pergerakan mahasiswa seperti inilah yang di anggap dapat memberikan solusi
perubahan terhadap tuntunatan mahasiswa hal ini telah menjadi wadah pergerakan
nyata bagi mahasiswa yang belajar dari memorandum gerakan mahasiswa yang di
anggap berhasil, seperti Masa Reformasi
Mei 1998 Pendudukan DPR/MPR dan Penggulingan Soeharto, November 1998 Semanggi
I, Penolkan Terhadap S.I MPR, September 1999 Semanggi II, dan Penolkan
Terhadap UU Penanggulangan Keadaan Bahaya.
Masa orde baru oktober 1999 penolakan terhadap Habibie dan Wiranto, dan
januari 2001 tuntutan terhadapa penurunan Abdurrahman Wahid serta Pembubaran
dan Penggalian Partai Golkar.
Pergerakan yang serupa ada yang menilai ini merupakan solusi yang tepat
atas apa yang telah dilakukan oleh mahasiswa pada masa itu, ada juga yang
menilai ini merupakan aksi tuntutan yang sia-sia, bahkan Kebanyakan orang
menilai aksi yang dilakukan para aktivis mahasiswa ini merupakan aksi yang
cenderung akan memberikan dampak sisi negatif, dan beresiko, tetapi berkat
pergerarkan ini Alhamdulillah telah mengubah pandangan masyarakat terhadap kaum
intelektual.
Tanggung Jawab Mahasiswa
Melihat pergerakan mahasiswa bukan hanya sebatas arti dari pergerakan
mahasiswa tetapi gerakan mahasiswa juga mencakup beberapa poin yang akan
menjadi tanggung jawab penuh mahasiswa bukan hanya Ngampus Ke Kost, Kost Ngampus atau dengan istilah tukang kuliah ”Tukul” istilah inilah yang ada dalam
kehidupan mahasiswa sekarang ini sehingga tidak heran mereka akan selalu Apatisme dengan
kondisi yang terjadi.
foto
Pertama berpikir panjang, mahasiswa merupakan
pembelajar sejati yang senantiasa berani dan berbuat, masa menjadi mahasiswa
adalah masa yang sangat penting, kita dapat melihat apa yang terjadi di
sekeliling kita, mereka yang menjadi President, Bupati, Walikota, anggota DPR
saat ini mereka adalah orang yang dulunya berpikir panjang, mereka tentunya
perna menjadi mahasiswa seperti kita, mempersiapkan akan dirinya, mereka adalah
pembelajar sejati seperti yang tenga kita jalani saat ini, jika pada masa
mahasiswa ini tidak mampu menjalani dengan baik, maka kesulitan akan menanti
kita.
Kedua banyak beramal, realita yang
terjadi dalam kehidupan intelektual saat ini mereka disibukkan dengan
teknologi yang tidak tepat guna, banyangkan saja mereka memulai aktivitas
mereka di warung kopi dari ba’dha Azhar hingga ba’dah shubuh, tanpa ada rasa
malu ia sebagai intelektual yang menjadi contoh bagi masyarakata, bukan mala
sebaliknya mengembalikan tradisi-tradisi Al-Hussunnah, gerakan mahasiswa yang
berbasis keagamaan dan berbasis dakwah, sehingga pantaslah kepedulian kepada
masyarakat sudah mulai pudar, semoga ini merupakan cerminan kesadaran bagaiman
peran mahasiswa yang selalu mengingat atas kewajiban beragama islam.
Ketiga bijak dalam menentukan sikap,
banggakan di sebut mahasiswa.?, beruntunglah bagi kita yeng menempu perguruan
tinggi (PT), banyak saudara kita yang tidak dapat melanjutkan ke PT, walaupun
ia memiliki kecerdasan lebi dari kita, kita yang mempunyai financial dapat menempuh
PT, adilkah pendidikan di Indonesia? dari pernyataan itulah kita sebagai
mahasiswa haruslah bijak dalam menentukan sikap, kita memiliki nilai tambah,
sudah sepatutnya kita dapat di fungsikan bagi masyarakat, hal inilah menjadi
tantangan bagi kaum intelektual, maka mulai hari ini jangan diam, tapi berani
beraksi
Keempat maju untuk jadi penyelamat, Marwan
Jafar yang juga Ketua Dewan Pembina Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (GAMASABA)
mengataka “di era saat ini mahasiswa memiliki peran penting dalam system demokrasi,
dimana mahasiswa selalu menyampaikan aspirasinya dengan cara melakukan
pergerakan dan berdemontasi”.
Namun yang terkesan saat ini, gerakan mahasiswa sekarang sudah mengalami
fragmentasi dan pecah dimana-mana. Militansi, intelektualitas dan kepedulian
terhadap masyarkat sudah muali pudar. Mahasiswa yang mengerti kemana ara
pergerakannya, tentunya memiliki ideologi dalam berbuat, mulai dari aspek
perilaku akan ber-akhlakul karimah, jauh dari sikap-sikap yang humanis,
sehingga ini menjadi contoh teladan bagi kalangan masyarakat, mengubah sikap
adalah mengubah pandangan mereka agar di terima bagi masyarakat tentu saja ia
harus menampilkan sosok teladan, memasyarakat, dan jauh dari kesan arogan dan
feodal. Sesungguhnya bagi mahasiswa sepatutnya sudah mengerti kemana ara
pergerakannya dan bagaimana perubahan dilakukan pun sudah tergambar dalam benak
mahasiswa.
Kelima menunaikan hak-hak ummat,
munculnya berbagai lembaga-lembaga organisasi kemahasiswaan yang berbasis islam
yang ada dalam internal maupun eksternal kampus merupakan wadah pembelajaran,
pematangan karakter mahasiswa, dan proses pengembangan diri mahasiswa tentu
saja organisasi mahasiswa tetap mengadopsi ideologi yang tidak menyimpang,
betapa tidak para aktivis ini mengutamakan kehidupan beragama, menuanikan
hak-hak sebagai hamba Allah yang mengingat bagaimana kehidupan di dunia fana
ini, sehingga tidak heran para aktivis ini dapat berperan di segala bidang.
Belajar dari organissi inilah mereka termotivsi untuk selalu ingin belajar,
ingin berbuat, dan yakin akan usahanya, karena wadah pergerakan organisasi ini
betul-betul membina bagaimana menjadi intelektual yang memiliki nilai tambah
yang lebih mengedepankan kedisiplinan, kemandirian, jiwa kepemimpinan, peduli
kewajiban dan cara pengambilan keputusan ini semua diperoleh dari
organissi, sehingga jangan ada lagi anggapan bergabung dengan organisasi kampus
ini membuang-buang waktu.
Dengan mengenal bagaimana wadah pergerakan mahasiswa ini sudah sepatunya
para intelektual mengetahui dan memberikan solusi terhadap isu-isu kekinian
bukan hanya menanti sebuah kertas yang tertuliskan tambahan ujung nama,
mahasiswa adalah segala-galanya suara mahasiswa, pergerakan mahasiswa
dapat meruba segalanya.
Sejalan dengan puisi taufik ismail dengan pernyataan bung karno yang
merupakan kekuatan pemuda, termasuk mahasiswa “berikan aku 10 pemuda, niscaya
akan ku guncangkan dunia”.
Hidup Mahasiswa.!, hidup mahasiswa,! hidup mahasiswa,.!
Belajar secara otodidak bukan suatu hal yang tidak mungkin, opini perdana yang saya tulis ini menuai banyak pujian dan juga kritikan yang membangun mulai
dari sahabat aktivis, wartawan, dan akademisi, meskipun mereka menyarankan ada
kalimat dan polah bahasa yang tidak tepat saya memutusakan tidak merobahnya.???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar